Sensation Universitas Gadjah Mada bersama dengan bangga menginformasikan penyelenggaraan Sharia Economic National Talkshow (SENT) yang bakal berlangsung pada Jumat, 30 Agustus 2024 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada.
Acara ini mengusung tema “Ekonomi Syariah Membangun Masa Depan Berkelanjutan dan Adil Dengan Pondasi Halal Untuk Generasi Emas Indonesia” dan bertujuan untuk memberi tambahan wawasan mendalam perihal ekonomi syariah dan juga dampaknya pada keberlanjutan. Sharia Economic National Talkshow (SENT) 2024 bakal menghadirkan dua sesi utama bersama dengan berbagai topik menarik dan relevan didalam dunia ekonomi syariah:
- Mohammad Bekti Hendrie Anto S.E., M.Sc.: Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam UII (Periode 2018 – 2022)
- Yunan Akbar: Kepala Pengembangan Produk Pasar Modal Syariah – BEI
- Fadlul Imansyah, CEO Badan Pengelola Keuangan Haji
Sesi ini bakal membahas berbagai segi perlu berasal dari ekonomi syariah, termasuk peranannya didalam pembangunan berkelanjutan, keadilan sosial, dan juga regulasi dan kebijakan pemerintah. Peserta bakal memperoleh wawasan perihal inovasi dan teknologi yang mampu menopang pengembangan ekonomi syariah dan juga pentingnya pendidikan dan literasi ekonomi syariah untuk generasi mendatang.
‘Teologi Kiri’ bukan sekadar eksplorasi anggapan teologis, namun termasuk sebuah kajian parah pada hubungan agama bersama dengan isu-isu sosial dan politik. Mulkhan menghadirkan pandangan yang segar dan mencengangkan, memunculkan minat pembaca untuk menggali lebih jauh perihal peran agama didalam https://www.seasidevolleyballclub.com/ memperjuangkan keadilan.
Salah satu fokus utama buku ini adalah konsep teologi sebagai instrumen perubahan sosial. Mulkhan membahas bagaimana teologi kiri mampu menjadi kebolehan penggerak yang memotivasi tindakan untuk merespons ketidaksetaraan dan penindasan. Buku ini memperlihatkan bahwa kepercayaan keagamaan mampu menjadi kebolehan positif untuk transformasi sosial.
Buku ‘Teologi Kiri’ termasuk menawarkan anggapan parah pada struktur sosial dan ekonomi yang menopang ketidaksetaraan. Mulkhan menantang pembaca untuk lihat lebih didalam bagaimana sistem-sistem tersebut kemungkinan bertentangan bersama dengan nilai-nilai keadilan yang ditemukan didalam ajaran agama. Ini menggugah kesadaran untuk jalankan refleksi parah pada kerangka kerja sosial yang ada.
Pentingnya dialog antara teologi dan gerakan sosial menjadi tidak benar satu sorotan utama buku ini. Mulkhan memperlihatkan bagaimana keduanya mampu saling melengkapi dan menguatkan, menciptakan sinergi yang kuat untuk perubahan positif. Ini merangsang pembaca untuk lihat agama sebagai alat untuk mengubah dunia, bukan cuma sebagai wujud penghiburan spiritual.
‘Teologi Kiri’ tidak cuma sekadar penjelajahan intelektual, namun termasuk panggilan untuk tindakan. Abdul Munir Mulkhan mengajak kita seluruh untuk terlibat didalam membangun keadilan sosial lewat pemahaman teologi yang progresif. Buku ini adalah panggilan untuk mempersatukan kepercayaan keagamaan bersama dengan stimulus keadilan sosial.
Dengan membaca ‘Teologi Kiri,’ pembaca diberikan pandangan yang merangsang dan pendorong untuk merenung perihal bagaimana kepercayaan keagamaan kita mampu menjadi kebolehan positif didalam melawan ketidaksetaraan dan penindasan. Abdul Munir Mulkhan memberi tambahan kontribusi yang punya nilai didalam memadukan teologi dan anggapan kiri untuk menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif perihal keadilan sosial.